Hipertensi atau tekanan darah tinggi telah menjadi salah satu penyakit yang paling umum di kalangan masyarakat global. Mengendalikan tekanan darah bukan hanya tentang gaya hidup sehat, tetapi juga, pada banyak kasus, memerlukan intervensi medis.
Berbagai obat hipertensi tersedia di apotek, dirancang khusus untuk membantu pasien menjaga tekanan darahnya pada kisaran normal. Memilih obat yang tepat adalah esensial untuk mendapatkan hasil yang efektif dan menghindari efek samping.
1. Amcor 5 mg Tablet
Amcor 5 mg adalah tablet yang mengandung amlodipine besylate yang bertugas mengatur aliran kalsium di jantung dan pembuluh darah. Efek dari obat ini adalah melebarkan pembuluh darah, memudahkan sirkulasi darah, dan menurunkan tekanan darah.
Jika Anda memiliki riwayat penyakit hati, ginjal, atau gagal jantung kongestif, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya. Pemberian dosis obat ini akan disesuaikan oleh dokter berdasarkan kondisi pasien.
2. Furosemide
Obat Furosemide adalah obat antihipertensi yang tergolong diuretik. Fungsi utamanya adalah untuk mengeluarkan kelebihan air dan natrium dari tubuh, yang berdampak pada pengurangan volume cairan dalam pembuluh darah.
Biasanya, dosis 40 mg diberikan untuk pasien dengan komplikasi jantung. Meskipun bermanfaat, obat ini bisa menimbulkan beberapa efek samping seperti dehidrasi dan kebutuhan untuk buang air kecil yang meningkat.
3. Amlodipine Hexpharm Tablet
Tablet Amlodipine Hexpharm dirancang khusus untuk mengatasi gejala hipertensi, penyempitan pembuluh darah, hingga serangan jantung.
Mengandung amlodipine 10 mg, obat ini memfasilitasi aliran darah dengan cara merelaksasi pembuluh darah. Penting untuk memastikan obat ini dikonsumsi berdasarkan petunjuk dokter, khususnya bagi ibu hamil dan menyusui.
4. Propranolol
Propranolol termasuk dalam kategori obat beta-blockers. Obat ini mengandung propranolol HCl yang berfungsi menghambat hormon epinefrin, yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Akibatnya, detak jantung menjadi lebih stabil dan beban pada jantung dan pembuluh darah berkurang, menyebabkan tekanan darah menurun.
5. Metformin
Metformin adalah obat yang termasuk dalam golongan Calcium Channel Blocker (CCB), yang mampu menurunkan risiko kardiovaskular penyebab gagal jantung. Golongan obat ini umumnya diberikan kepada pasien yang intoleran terhadap obat jenis thiazide.
Metformin dengan dosis 500 mg umumnya diberikan kepada penderita hipertensi yang juga menderita diabetes. Dalam beberapa kasus, obat ini bisa dikombinasikan dengan Amlodipine 10 mg.
6. Aprovel 150 mg Tablet
Aprovel 150 mg adalah tablet dengan kandungan aktif irbesartan. Obat ini berfungsi menekan aksi dari hormon angiotensin, yang bertanggung jawab menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
Dengan demikian, pembuluh darah menjadi lebih relaks dan lebar, menyebabkan penurunan tekanan darah dan mempermudah jantung memompa darah.
Penggunaan obat ini harus hati-hati, khususnya bagi ibu hamil. Selalu konsultasikan riwayat penyakit Anda kepada dokter sebelum mengonsumsi obat ini.
7. Captopril
Captopril adalah bagian dari golongan obat Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI), yang sering diresepkan untuk penderita hipertensi dengan diabetes melitus.
Obat ini bekerja menghalangi produksi hormon angiotensin, yang jika berlebihan dapat menyempitkan pembuluh darah. Hal ini membantu pembuluh darah rileks dan tekanan darah berkurang. Namun, obat ini harus dihindari oleh ibu hamil karena potensi risiko pada janin.
8. Furosemide
Furosemide adalah obat yang tersedia di apotek dengan resep untuk mengatasi tekanan darah tinggi dan pembengkakan pada organ seperti jantung, hati, dan ginjal.
Sebelum memutuskan untuk mengonsumsi obat ini, konsultasi dengan dokter adalah wajib, terutama untuk ibu hamil, menyusui, anak-anak, dan lansia. Efek samping yang mungkin timbul antara lain pusing, sakit kepala, dan frekuensi buang air kecil yang meningkat.
9. Ramipril
Sebagai salah satu obat tekanan darah tinggi, Ramipril tersedia di berbagai apotek. Obat ini, sama seperti Captopril, termasuk kategori ACE inhibitor. Tersedia dalam beberapa dosis, penggunaan obat ini harus berdasarkan resep dokter.
10. Glibenclamide
Glibenclamide merupakan obat dari kelompok Beta blocker. Meskipun bukan pilihan utama untuk hipertensi, obat ini sering digunakan jika ada komplikasi diabetes dan gagal jantung. Beta blocker memiliki kemampuan untuk mengurangi risiko kardiovaskular dan memperlambat detak jantung.
Pada beberapa kasus, Glibenclamide dikombinasikan dengan Captopril untuk pasien hipertensi dengan diabetes. Untuk lansia berusia 60-70 tahun, obat ini biasa dikonsumsi sekali sehari selama sebulan.
Sementara apotek menawarkan berbagai pilihan obat hipertensi, penting untuk diingat bahwa keputusan terbaik selalu didasarkan pada rekomendasi dokter. Setiap individu mungkin memiliki respons yang berbeda terhadap obat, dan apa yang bekerja dengan baik bagi satu orang mungkin tidak sama efektifnya bagi orang lain.
Selalu konsultasikan dengan dokter Anda sebelum memulai atau mengubah dosis obat. Dengan pendekatan yang tepat, hipertensi dapat dikendalikan, memberikan Anda kesempatan untuk hidup dengan kualitas yang lebih baik dan lebih lama.