Hasil penelitian mengungkap bahwa suara bising yang setiap hari didengar akan membahayakan sistem kardiovaskular manusia, dan bisa memicu serangan jantung. Ilmuwan yang melakukan studi tersebut adalah Dokter Azar Radfar dari Massachusetts General Hospital di Boston.
Menurut penelitian yang sudah dipresentasikan pada sesi ilmiah American Heart Association (AHA) di Chicago, jika telinga terus menerima suara bising maka dapat meningkatkan respons stres di otak.
Efek buruk dari kondisi itu adalah memicu peradangan di pembuluh darah, dan dapat berlanjut pada masalah kesehatan jantung, hingga serangan stroke.
Dalam studi yang melibatkan 499 peserta itu, ilmuwan memberikan positron emission tomography (PET) dan CT scan pada otak dan pembuluh darah partisipan. Saat awal studi mereka ini tercatat sebagai orang yang sehat dari penyakit kardiovaskular dan kanker.
Aktivitas amigdala, wilayah otak yang mengatur stres dan respons emosional juga dianalisis dalam studi tersebut.
Untuk data tingkat kebisingan, sebuah alat data kebisingan transportasi nasional di Departemen Perhubungan Amerika Serikat diletakkan pada rumah peserta.
Studi tersebut berjalan bertahun-tahun, dengan mengambil catatan medis peserta dari waktu ke waktu. Hasilnya, 40 persen partisipan mengalami serangan jantung atau stroke pada jangka waktu lima tahun dari mula studi dilakukan.
Tidak saja penyakit pada sistem kardiovaskular, namun juga tingkat stres peserta terbukti bertambah. Ditemukan banyak peradangan di arteri mereka yang lambat laun akan menjadi faktor risiko dari penyakit jantung.
Tentu yang jadi pertimbangan sebelum para ilmuwan mencapai kesimpulan bukan saja tingkat kebisingan, namun juga polusi udara, kebiasan merokok, dan diabetes.
